Laman

Jumat, 07 Desember 2012

Cerita Detektif 15

case untuk Pemula
EASY

Ada orang berjalan ditaman, dia melihat banyak orang ramai dan ribut. Dia kesana untuk melihat ada apa, lalu dia melihat seorang perempuan mati dibunuh. orang ini adalah detektif, kemudia ia memeriksa tas perempuan tersebut dan melihat KTP perempuan tersebut.
Nama perempuan tersebut adalah Sutini & alamat rumah perempuan tersebut tidak jauh dari tempat kejadian perkara sekitar 10 menit apabila menggunakan mobil. dalam Hp si korban terdapat no telepon rumah,dan kemudian sang detektif menelpon ke rumah sang korban.
Terjadilah percakapan antara sang detektif dengan suami si korban :
D = Detektif
S = Suami si korban

D : Halo, ini rumah Ibu Sutini?
S : Ya, saya suaminya. Ada apa?
D : Istri bapak telah dibunuh.
S : Tidak mungkin !!
D : Benar pak. Tolong secepatnya datang kesini.

Setelah 10 menit, datanglah mobil mewah dan sang suami turun dari mobil tersebut dilihatnya sang istri tergeletak mati. sang suami langsung memeluk sang istri yang tergeletak mati dan menangis histeris, tetapi sang suami tiba-tiba langsung di tangkap oleh sang detektif tersebut atas tuduhan pembunuhan sang istri.sumber
Pertanyaan : bagaimana sang detektif dapat mengetahui bahwa sang suami yang membunuh istrinya sendiri?
clue:baca dengan seksama

Cerita Detektif 14


Ujian Buat Calon Detektif



Ini sewaktu Belinda ingin menjadi anggota di biro detektif John. Waktu itu Jim dan Bruce belum bergabung disitu.

John menerapkan sistem yang sangat ketat untuk detektif yang ingin masuk ke dalam bironya . Detektif harus punya pengamatan dan insting tajam . Dia juga harus punya kebugaran supaya pas mengejar pelaku kejahatan, ia tidak kehabisan nafas. Harus jago bela diri manakala dibutuhkan. Dan yang terpenting harus mempunyai otak tajam yang sangat diperlukan untuk memecahkan setiap persoalan.

Untuk mengetes Belinda, adiknya yang ingin menjadi detektif di bironya, John membuat sebuah cerita dengan 11 kesalahan didalamnya. Tugas Belinda adalah mencari kesalahan itu dalam waktu 11 menit saja. Ini ceritanya:

[Isi Cerita]

California, 31-05-1997

Inspektur Stuart yang menangani bagian narkotika di kepolisian California , memperoleh sebuah surat dari informan di kantornya hari ini. Isinya:

** JAM 23:00 WIB, TEPATNYA DI GUDANG OX, JALAN MARYLAND NO 18 AKAN DIADAKAN TRANSAKSI NARKOTIKA BESAR-BESARAN**

Inspektur itu lalu memanggil tiga anak buahnya untuk membantu. Ia membeberkan rencananya dalam usaha menangkap basah transaksi tersebut.
“Sersan Moe dan David, berjaga di sebelah Utara gudang itu.”
“Sersan Bernie, bagian Timur.”
“Sersan Leslie, bagian Selatan.”
“Aku sendiri yang menjaga bagian Barat. Mengerti? Jam setengah sebelas malam, berkumpul di sini dulu baru kita berangkat.”
“Ya, Pak.” sahut anak buahnya.

Setelah itu Inspektur Stuart harus menyelesaikan 3 kasus dulu baru bisa istirahat sejenak. Salah satunya adalah kasus tabrak lari dimana pelakunya kabur duluan meninggalkan korban yang terluka parah. Lalu ia menerima telepon dari rekan kerjanya dulu di kantor polisi California, Inspektur Grant. Grant sekarang ditugaskan menjadi Inspektur di Hongkong. Tugasnya disana akan selesai tak lama lagi karena Hongkong akan dikembalikan ke pemerintahan Cina. Mereka mengobrol sebentar.

Malamnya, Inspektur Stuart bersiap-siap. Ia memakai rompi anti peluru , jaket tebal dan mengecek peluru di pistolnya. Tak lupa ia menyiapkan peluru cadangan. Anak buahnya tiba tepat waktu di rumahnya dan mereka segera berangkat dengan dua buah mobil. Sekitar jam sebelas kurang seperempat mereka tiba di gudang Ox. Cuaca bersalju membuat para penyelidik itu gemetar kedinginan, walaupun mereka sudah memakai jaket tebal. Dua jam mereka berjaga-jaga disana tapi tak ada yang kelihatan.
Tepat tengah malam, mereka pulang dengan lesu dan kedinginan. Pasti informasi dari surat kaleng itu salah, gerutu Inspektur Stuart di hati. Penangkapan mereka gagal total. Mobil Mercedez hitam itu meluncur meninggalkan jalan Merilyn yang sepi.

[Akhir Cerita]

Empat menit kemudian, Belinda dengan tepat menyebutkan semua kesalahan yang ada di dalam cerita John. Tak heran kalau Belinda diajak bergabung di biro detektif yang akhirnya diberi nama J & B.

** Carilah 11 kesalahan yang terdapat dalam cerita John kepada Belinda. **


Cerita Detektif 13


Musuh Dalam Selimut

John diundang makan malam oleh Citra, teman sejak kecil. Citra bertubuh mungil sekitar 160 cm dan gemar membaca buku. Selain John, ia juga mengundang beberapa teman lainnya. Jam 19:00 semuanya telah hadir di rumah Citra dimana ia memperkenalkan teman2nya kepada John. Ada beberapa yang sudah dikenal John dengan baik.

Makan malam itu lumayan sukses. Citra ternyata pintar memasak. Yang beruntung tentu saja Justin, suaminya. Justin berperawakan agak kurus dan berkacamata. Mereka baru saja menikah sebulan yang lalu. Pasangan yang sedang mesra-mesranya.

Setelah itu mereka minum anggur yang sudah lama disimpan Justin. Teman mereka menawarkan untuk mengambil anggur yang disimpan di lemari gudang. Benar-benar malam yang bahagia. Tetapi tidak sebahagia yang mereka duga.

John yang pertama sekali merasakan kelainan. Kepalanya terasa berat . Matanya seakan ingin tetutup karena mengantuk. Perlahan ia jatuh tertidur. Lalu disusul Citra dan Justin. Begitu pula dengan tamu-tamu yang lain.

10 menit kemudian sesosok bayangan bangkit di antara orang2 yang pingsan. Dialah yang menaruh obat tidur di botol anggur sewaktu tak ada yang memperhatikan. Dengan cekatan ia mulai beraksi. Disikatnya semua benda2 berharga yang dipakai temannya. Kalung, cincin, anting2, ponsel, uang di dompet dll. Lalu ia mengambil benda2 berharga milik tuan rumah juga. Benda curiannya diberikan kepada teman sekomplotan yang dari tadi menunggu di seberang rumah Citra. Ia membuang anggur miliknya yang tadi tak diminumnya. Lalu ia berbaring di samping temannya dan memejamkan mata. Sebentar kemudian ia terlelap seperti yang lain.

Keesokan harinya.

Citra mengucek2 matanya. Kepalanya masih terasa berat. Ia melihat suami dan teman-temannya terbaring di sofa. Lalu John terbangun.

“Dimana aku?” tanya John bingung. Kok masih ada di rumah Citra? Apa gerangan yang terjadi? Yang diingatnya terakhir adalah bersenda gurau sambil minum anggur.
Kemudian Susan, teman Citra bangun. Dipegangnya kepalanya yang masih pusing. Ia meraba pegelangan tangannya.
“Jamku…jam tanganku hilang,” ucapnya terbata-bata. Lalu dipandang jari-jarinya. “Cincin…cincin berlianku …. tak ada.”
John yang pikirannya telah jernih ikut memeriksa . Jam tangan, ponsel serta uang di dompetnya ikut hilang.

Begitu pula dengan Citra dan Justin. Bahkan mereka yang paling kasihan. Perhiasan2 mahal yang disimpan Citra pada kotak perhiasan di kamarnya lenyap. Uang kontan sebesar 5000 dollar di lemari juga amblas dan masih banyak lagi yang ikut hilang. Teman2 yang lain yang telah sadar, semua ikut juga memeriksa barang berharga mereka. Ternyata barang mereka juga hilang. Semua berkeluh kesah.

Justin menarik John ke ruang tengah.
“John, pasti pencurinya ada diantara mereka. Saya telah memeriksa pintu depan dan belakang. Tidak ada tanda-tanda masuk dengan cara paksa.”
“ Benar.” John mengiyakan. “Mungkin salah seorang di antara mereka memasukkan obat tidur di anggur yang kita minum semalam. Setelah menunggu kita tertidur dia menjalankan aksinya.”
Justin manggut-manggut. Ia meminta John untuk menyelidiki keenam tamu-tamu yang lain. Dia sendiri pergi menenangkan Citra yang stress memikirkan benda2 yang kecurian.

Hasil wawancara:

Richard L : Untuk apa aku mencuri benda2 temanku, John? Lagipula milikku juga ikut hilang. Aku belum semiskin itu untuk mencuri.

Bobby A : Aku bukan seorang pencuri. Lagipula aku kaya. Mestinya kamu tahu itu, John.

Kurt Z : Aku tak akan mengambil barang milik orang lain. Masa sih aku dicurigai Justin? Kami kan sudah seperti saudara. Aku akan protes ke dia!

Susan N: Bukan aku pelakunya John. Mencuri itu dilarang oleh ajaran agama. Lagipula milikku ikut amblas juga.

Kimble C: Sekejam itu kamu menuduhku. Semua perhiasanku lenyap bahkan cincin pertunanganku pun disikat. Bagaimana aku menjelaskannya kepada tunanganku nanti?

Lily G : Aku bukan seorang pencuri, John. Kita bertiga, kamu, aku dan Citra sudah bersahabat sejak kecil, mestinya kamu tahu sifatku.

Setelah berpikir beberapa saat, John akhirnya mengetahui siapa si pencuri itu. Ia memberitahukan hasil penemuan berikut bukti kepada Citra dan Justin. Susah bagi mereka untuk menerima kalau ternyata salah satu teman mereka adalah pencuri. Musuh dalam selimut!

Mereka menemui si pencuri dan memintanya untuk mengembalikan benda-benda yang dicuri. Mereka berjanji tidak akan melibatkan polisi. Mulanya si pencuri berlagak tak tahu apa-apa.. Namun setelah disodorkan satu bukti kuat, si pencuri tak mampu untuk
mengelak. Ia menghubungi teman komplotannya dan memintanya untuk mengantarkan barang2 hasil curiannya kembali. Tentu saja si pencuri itu selamanya tak akan diijinkan lagi untuk bertamu di rumah Citra dan Justin.

*Siapa Si Pencuri? Bukti?*


Cerita Detektif 12



Tragedi Keluarga Griffin


Jim dan Belinda sedang berada di Miami. Jim ingin mengunjungi pamannya, Mike yang menjadi Inspektur di kepolisian Miami.

Rumah Inspektur Mike

“Jim, sudah lama sekali kamu tidak berkunjung kemari,” ujar Inspektur Mike sambil memeluk keponakannya dengan hangat. “Ini tentu pacar kamu yang juga detektif, Belinda.” sambungnya sambil memeluk Belinda juga. Mike berusia 50 tahun. Tetap fit dan kelihatan lebih muda dari usia sebenarnya.
“Panggil saja Linda.” ujar Belinda .
Paman Jim orangnya hangat dan sangat enak diajak mengobrol. Belinda langsung menyukainya. Orang tua Jim meninggal saat usianya baru 8 tahun. Jim lalu diasuh oleh pamannya yang sudah dianggap ayah sendiri. Jadi boleh dibilang ketemu sama calon mertua deh.

“Kapan kalian menikah?” tanya Inspektur Mike serius. “Kalau saja Joan-ku masih hidup, tentu ia akan berbahagia melihat kamu sudah mempunyai pasangan.” Istri Paman Jim meninggal akibat kanker 2 tahun lalu sehingga pamannya tinggal seorang diri. Kedua anak perempuannya telah menikah dan tinggal terpisah walau masih dalam kota yang sama.
“Kami masih memikirkan karir dulu sekarang, paman. Mungkin tahun depan.” jawab Jim diplomatis.

Saat itu ponsel baru Inspektur Mike S700i berbunyi sehingga percakapan terhenti.
“Halo, dengan Inspektur Mike.”
“Inspektur Mike,” suara bawahannya Sersan Danny. “Ada kasus percobaan pembunuhan.”
“Saya segera ke kantor.” Bergegas Inspektur Mike menuju kantor polisi. Ia meminta keponakan dan pacarnya ikut serta. Kantornya kekurangan pegawai akibat wabah diare yang menyerang dua hari lalu.


Kantor Polisi Miami

Korban bernama Matt Griffin, usia 25 tahun. Dia mengalami kecelakaan mobil ketika sedang ngebut di jalan tol. Sewaktu hendak mengerem karena ada mobil di depan, remnya blong. Waktu kejadian pukul 16:21 . Matt langsung dibawa di rumah sakit Miami Health. Dari penyelidikan tim forensik, ditemukan bahwa rem itu sengaja dibuat rusak dan bukan karena rusak alami. Keluarga Griffin adalah salah satu keluarga paling kaya di Miami. Mereka membuka usaha perhotelan dan mempunyai cabang di seluruh wilayah Amerika.

“Siapa saja anggota keluarga Griffin?” tanya Inspektur Hanson.
“Matt mempunyai seorang adik bernama Rudz Griffin , berusia 20 tahun. Pamannya, Pete Griffin 45 tahun dan istrinya Eunice Griffin 44 tahun. Orang tua mereka meninggal dua tahun lalu dalam kecelakaan pesawat terbang dan mewariskan seluruh hartanya kepada Matt.” tutur sersan Danny.
“Sekarang tolong hubungi mereka dan beri kabar kalau Matt Griffin ada di rumah sakit. Kami akan segera ke rumah sakit.” perintah Inspektur Mike.

Sersan Danny segera menghubungi Pete dulu. Dia ada di hotel Griffin.
“Halo, dengan Pak Pete ? Disini kantor polisi Miami. Kami ingin mengabari kalau keponakan anda, tuan Griffin mengalami kecelakaan serius dan sedang dirawat di rumah sakit Miami Health. Harap anda segera kesana.” Pete segera menutup telepon dan bergegas ke rumah sakit dengan pikiran kalut dan khawatir.
Setelah itu sersan Danny menghubungi Eunice yang sedang arisan dan Rudz yang sedang kuliah. Mereka juga sedang dalam perjalanan ke rumah sakit secepatnya.


RS Miami Health Pukul 17:15 , ruang resepsionis

Keadaan Matt sangat parah. Para dokter disana sedang berusaha menyelamatkan nyawanya melalui operasi darurat di ruang ER.

“Saya baru saja mendapat kabar kalau Matt meninggal, adiknya Rudz akan memperoleh warisan terbesar. Paman dan bibinya hanya mendapat sedikit uang saja.” jelas Inspektur Mike kepada Jim dan Belinda. Dari kepolisian hanya ada mereka bertiga di RS itu.
Rudz punya motif membunuh yang sangat besar, pikir Belinda.

Pete Griffin yang pertama kali sampai. Ia segera menghampiri Inspektur Mike karena seragam polisinya. Mukanya pucat pasi.
“Apa yang terjadi ? Apa Matt baik-baik saja?” tanya Pete dengan suara sedikit gemetar.
“ Tenang, Pak Pete. Matt sedang dioperasi di ruang ER.” jawab Inspektur Mike menerangkan kejadian yang menimpa Matt. “Dia terlibat kecelakaan mobil di jalan tol.”
Pete duduk terhenyak.
“Dia tak boleh ada apa-apa. Saham hotel kami guncang sewaktu abang saya meninggal dua tahun lalu. Bila sekarang Matt meninggal juga, saham kami akan jatuh ke titik terendah. Bisnis akan berantakan” ujarnya tersendat.
Lho kok lebih mementingkan bisnis? batin Jim dalam hati.
Lalu Rudz Griffin datang. Rambutnya kusut dan wajahnya pasi.

“Bagaimana keadaan Matt?” tanyanya kepada pamannya. “Apa dia baik-baik saja?”
“ Dia terlibat kecelakaan mobil. Abangmu sedang dioperasi sekarang.” Jawab Pete.
Rudz tertunduk lesu.
Sebentar kemudian, Eunice Griffin tiba dengan dandanan agak menor. Mungkin untuk menutupi usianya yang mulai senja. Dia segera memeluk Rudz dan Pete.
“Matt kenapa? Baik-baik saja kan?” tanyanya kepada Pete.
“Dia sedang di operasi di ER. Dia terlibat kecelakaan mobil di jalan tol.”
“Pasti ngebut yah? Kan sudah dibilang berapa kali kalau mengemudi mobil jangan ngebut,” omel Eunice prihatin. “Moga-moga operasinya berjalan lancar.”

Setelah memberi mereka beberapa saat untuk menenangkan diri dan minum , Inspektur Mike mulai mewawancarai ketiga anggota keluarga Griffin di tempat terpisah.

Inspektur Mike mewawancarai Pete Griffin, si paman.

Mike : Kami menemukan bahwa rem blong pada mobil Matt adalah disengaja.
Pete : Maksud anda kecelakaan Matt adalah disengaja?
Mike : Iya. Anda tahu siapa saja yang membenci Matt?
Pete : (marah) Kalau maksud anda, apa pelakunya ada di antara kami bertiga, jawabannya tidak. Kami semua sangat menyayangi Matt. Mungkin ini ulah saingan bisnis hotel kami. Mereka iri terhadap suksesnya hotel2 kami di seluruh Amerika.
Mike : Kapan anda terakhir kali bertemu Matt?
Pete : Pagi tadi sewaktu sarapan bersama. Kami berempat tinggal bersama. Saya berangkat ke hotel . Sedangkan Matt ingin menemui klien dulu dan baru ke hotel.
Mike : Dalam seminggu ini anda pernah menggunakan mobil Matt?
Pete : (berpikir sejenak) Pernah. Lima hari lalu, saya dan istri saya pergi ke pesta pernikahan teman dengan mobil Matt. Mobil kami sedang di bengkel waktu itu.
Mike : Terima kasih atas waktu anda.

Belinda mewawancarai Rudz Griffin, adik korban.

Belinda: Anda tahu siapa saya yang mungkin benci kepada abang anda?
Rudz: Saya kurang tahu. Abang orangnya baik . Memangnya kecelakaan abang bukan kecelakaan murni?
Belinda : Rem mobil Matt disabotase.
Rudz: (wajahnya tambah pucat) Jadi anda mencurigai pelakunya salah satu di antara kami? Tidak mungkin! Kami semua sangat menyayangi Matt. Mungkin saja ini ulahnya lawan bisnis abang.
Belinda: Terakhir kali bertemu dengan Matt kapan?
Rudz: Pagi ini waktu sarapan. Lalu dia pergi mengurus bisnis seperti biasa dan saya kuliah.
Belinda : Anda pernah meminjam mobil Matt dalam seminggu ini?
Rudz: Ada. Kemarin malam waktu pergi bareng2 teman kuliah. Pulangnya sekitar jam dua belas tengah malam.
Belinda : Terima kasih atas waktu anda.

Jim mewawancarai Eunice Griffin, istri Pete Griffin.

Eunice: Pasti ada yang tidak beres bukan dengan kejadian yang menimpa Matt?
Jim : Mengapa anda berasumsi begitu?
Eunice: Saya bukan orang bodoh. Keluarga kami sedang ditimpa musibah malah polisi sibuk mewawancarai kami secara terpisah.
Jim : Memang benar dugaan anda. Mobil keponakan anda disabotase rem-nya sehingga dia mengalami kecelakaan. Apa anda tahu siapa saja yang mungkin melakukan hal ini?
Eunice: (kaget) Oh my God! Mungkin ini kerjaan saingan bisnis Matt. Yang pasti tidak mungkin pelakunya di antara kami bertiga karena kami semua sangat sayang Matt.
Jim : Kapan anda terakhir kali bertemu Matt?
Eunice: Pagi ini sewaktu sarapan. Sekitar jam satu dia masih menelpon saya. Dia titip beli Cheese cake kesukaannya dari Café Blues. Saya ada acara arisan disana pukul tiga sore. Cheese cakenya sudah kebeli tapi..tapi… Matt malah dalam keadaan kritis (menangis pelan)
Jim : (memberikan saputangannya ke Eunice) Anda pernah memakai mobil Matt dalam seminggu ini?
Eunice: (melap air matanya dan menenangkan diri sebentar) Sekali. Saya dan Pete naik mobil Matt ke pesta pernikahan teman lima hari yang lalu.
Jim : Terima kasih.

Inspektur Mike, Jim dan Belinda berembuk sejenak. Setelah mendengar dengan seksama semua wawancara, mereka akhirnya berhasil menemukan si pelaku. Sesaat kemudian, Inspektur Mike menerima telepon dari bagian forensik yang menguatkan pendapat mereka. Sebelum wawancara, Inspektur Mike memungut gelas plastik bekas minuman yang dibuang tiga tersangka untuk diambil sidik jarinya. Pihak forensic setelah dengan pemeriksaan menyeluruh berhasil menemukan sedikit sidik jari pada bagian rem mobil Matt. Sidik jari di bagian rem itu cocok dengan salah satu sidik jari tiga tersangka .

Inspektur Mike menghampiri salah seorang di antara tiga tersangka.
“Anda kami tangkap karena percobaan pembunuhan atas Matt Griffin. Percuma menyangkal karena anda melakukan satu kesalahan tadi. Lagipula sidik jari anda ditemukan di bagian rem mobil Matt.”

Inspektur Mike menggiring si tersangka ke kantor polisi. Sementara itu dua sisa anggota keluarga Griffin masih shock tak bisa percaya.

Jim dan Belinda kembali ke San Fransisco keesokan harinya. Kabar baiknya, operasi Matt berjalan dengan lancar dan dia akan sembuh setelah dirawat beberapa saat di rumah sakit.

*Siapa yang menyabotase rem mobil Matt Griffin? Bukti? (Selain sidik jari tentunya)*

Cerita Detektif 11


Pelancong Palsu

Cuaca belakangan ini terasa agak panas. John yang kepanasan hari ini pergi mencari udara segar dan mengunjungi café langganannya, untuk menikmati minuman segar. Bruce sedang ada dikantor menunggu klien dan berpesan kepada John untuk segelas Ice Latte. Mood Bruce sedang jelek belakangan ini. Soalnya setelah PDKT berminggu2, ia masih belum bisa meluluhkan hati Sersan Rosemary. Sementara Jim dan Belinda sedang berada di Miami .
Telepon genggam John berbunyi sewaktu ia sedang menyeruput Ice Vanilla Strawberry.

“Halo?”
“John, ini Bruce. Tadi Insp George menelpon ke kantor dan minta bantuan kita. Bank Federal dirampok. Dari laporan saksi mata, gerombolan itu terdiri dari 3 perampok dan satu supir. Mereka kemungkinan besar kabur ke jalan Danvile, “ ujar Bruce cepat.
“Kalau begitu saya akan ke jalan Danvile sekarang. Nggak terlalu jauh dari café ini tempatnya.”
John menutup telepon .Kasihan Bank Federal, pikir John. Bank ini entah sudah berapa kali dirampok. Ia segera memacu mobilnya menuju jalan Danvile. Di sepanjang jalan itu terdapat tiga orang saksi mata dengan informasi berbeda.

Orang Pertama (OP) : Seorang Wanita setengah baya
John : Selamat siang. Saya adalah seorang detektif. Anda melihat sesuatu yang mencurigakan di jalan ini? Karena sebuah bank baru saja dirampok dan perampok itu menuju kemari.
OP: Tidak ada yang mencurigakan. Saya hanya melihat sebuah mobil meluncur dengan cepat di ujung jalan Danville.
John: Kapan?
OP: Kira-kira tiga menit yang lalu. Bank mana yang dirampok?
Ibu itu menawarkan permen mint kepada John tapi ditolak halus karena John tidak begitu menyukai permen.
John: Bank Federal.
OP: Kasihan sekali bank itu. Bank itu yang sering sekali dirampok kan?
John: Benar, Bu.
Sebelum ibu yang sepertinya biang gosip itu bertanya lebih banyak, John minta diri .

Orang Kedua (OK): Seorang gadis
John: Selamat siang. Saya adalah seorang detektif. Sebuah bank baru saja dirampok dan kabarnya perampok itu menuju kemari. Anda melihat sesuatu yang mencurigakan ?
OK: Saya hanya melihat sebuah mobil Mercy meluncur dengan cepat tadi ke arah Utara.
John: Kapan anda melihat mobil itu?
OK: Kira-kira dua belas menit yang lalu. Saya sendiri sedang menunggu taxi selama empat belas menit. Sialnya tak ada satupun taxi yang lewat. Boleh tahu bank mana yang dirampok?
John: Bank Federal.
OK: Oh, bank yang malang. Bank itu sudah beberapa kali dirampok.
Sebelum pergi, gadis itu menawarkan coklat Cadbury yang diterima John dengan senang hati. John kan pencinta coklat sejati.

Orang Ketiga (OKT) : Seorang pemuda
John: Selamat siang . Bank Federal baru saja dirampok dan kabarnya perampok itu menuju kemari. Anda melihat sesuatu yang mencurigakan ?
OKT: Bank yang malang itu. Kali ini berapa yah kerugiannya? Mungkin para perampok tahu kalau bank itu yang paling gampang dirampok sehingga bank itu yang sering menjadi sasaran perampok. Saya tadi melihat segerombolan motor-motor balapan yang melaju cepat.
John: Kapan waktu kejadiannya?
John memasukkan coklat pemberian tadi ke mulut. Terasa empuk dan dingin. Pemuda yang cerewet, pikirnya dalam hati.
OKT: Kira-kira lima belas menit yang lalu.
John: Anda sedang menunggu taxi?
OKT: Benar. Sangat susah menunggu taxi disini walaupun saya sudah menelpon perusahaan taxi meminta taxi mereka kesini.
Orang terakhir mengeluarkan sebotol minuman dari tas punggungnya dan meminumnya dengan cepat.
John: Terima kasih atas infonya.

Setelah John berpikir sesaat, dia tahu ternyata ada seorang dari komplotan perampok Bank federal yang menyamar sebagai pejalan kaki untuk menyesatkan polisi yang akan datang dengan informasi palsu.

Secepat mungkin John mencari orang yang dicurigai itu dan menahannya sampai polisi datang. Setelah diperiksa ketat oleh Inspektur George , orang tersebut memberitahukan dimana sisa komplotannya berada. Yang paling kasihan tentu Bruce yang dengan setia menunggu Kopi Ice Latte dari John yang ternyata lupa dibeli oleh John gara-gara mengejar si pemberi informasi palsu.

**Siapa Si Pelancong Palsu? Bukti? (Satu saja)**


Cerita Detektif 10


Gara-gara Sebuah Semangka 

”Wah, persediaan makanan kita lagi habis. ,” ujar John yang sedang membuka kulkas. John berusia 28 tahun. Tinggi 185 cm berambut coklat dan bermata biru. Dengan profesi sebagai kepala biro detektif swasta yang top dan cukup sibuk, membuat dia agak susah memperoleh pacar. Mana mau cewek dinomor-duakan oleh kasus2 detektif?

“Tolong beli yah Lin,” pintanya kepada Belinda.
“Enak saja,” cibir Belinda. “Sekali-kali kamu yang belanja dong. Ini udah zaman millennium, udah nggak heran lagi kalo cowok yang belanja.”
Belinda adalah, adik John sama2 detektif dari biro 2J & 2B. Dia berusia 26 tahun. Rambut hitam, mata hijau, tinggi 178 cm dengan bentuk tubuh proprosional. Tak heran banyak cowok yang mau mendekati dia tapi sayangnya dia udah punya pacar.
“Waduh, gimana yah?” John menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. “Pertandingan NBA udah dimulai nih. Tolong deh adikku sayang. Ntar gua balas budi baikmu nanti.”
“Janji? Gua suruh apa aja harus mau?”
“Janji deh.”
“Ya udah, gua yang belanja deh.” Belinda mengambil tasnya dan melangkah pergi.

* * *

Suara lelaki menggelegar keras bagaikan guntur terdengar sewaktu Belinda masuk ke toko “Serba Ada”. Waktu pukul 19:45
“Siapa yang menulis ini?! Kalau ketahuan nanti akan ku buat perkedel pelakunya!” ujar pemilik toko geram.
Pak Mint, si pemilik sudah membuka toko ini sejak 20 tahun yang lalu. Walaupun banyak bermunculan mart2 lain yang lebih bagus dan lengkap, tapi toko “Serba Ada “ tak pernah kekurangan pelanggan. Sebabnya Pak Mint dan istrinya sangat ramah dan telaten melayani pembeli. Jadi agak heran juga Belinda melihat Pak Mint naik pitam.

“Sabar, Pak. Sabar,” bujuk Bu Mint di samping suaminya. “Kita bicarakan pelan-pelan masalahnya. Tuh ada yang datang.”
“Belinda, apa kabar?” sambut Bu Mint dengan senyuman.
“Baik, Bu. Ada masalah, Bu? Nampaknya Pak Mint marah besar padahal jarang sekali saya melihat beliau ngamuk.”
“Benar, nak.” jawab Pak Mint yang sudah bisa mengendalikan emosinya. “Ada orang yang menuliskan surat ancaman buat kami.”

“Surat ancaman?” Belinda tak habis pikir siapa yang mau menjahati pasangan Mint yang baik hati ini.
“Ini dia .Ada yang menulis surat dan menaruhnya di atas semangka ini ,” kata Pak Mint sambil mengeluarkan sebuah semangka dari bawah meja counter . Di atas semangka ada surat yang ditancapkan dengan pisau lipat sehingga pisau itu hanya kelihatan sebagian saja.

Isi Surat: ** Jika anda ingin toko anda selamat dari bahaya keracunan , bayar 2000 dollar! Caranya akan dihubungi nanti. **

“Surat ancaman yang keji,” suara Belinda geram. “Kapan bapak menemukan surat semangka ini dan dimana?”
“Setengah jam yang lalu. Sewaktu saya ingin membereskan bagian buah-buahan di belakang. Saya menemukan surat di atas semangka ini.” Jawab Pak Mint.
“Kira-kira siapa saja yang bisa meletakkan surat ini?”
“Satu setengah jam yang lalu sewaktu saya merapikan sektor buah-buahan masih belum ada surat. Antara satu jam itu ada 4 pelanggan remaja yang datang kesini.”
“Bapak masih ingat siapa saja pelangan-pelanggan itu?” Tanya Belinda. Untung Pak Mint ini orangnya rajin berberes barang sehingga mempermudah memecahkan kasus ini.

“Tentu dong, nak Linda. Biarpun udah tua ingatan Bapak masih tajam,” senyum Pak Mint. Dia berpikir sebentar. “Ada Ronny, Danny, Marcel dan Casey.”
“Mereka masih remaja tanggung,” tambah Bu Mint. “Kami bahkan mengenal orang tua mereka sewaktu ortu mereka masih remaja.”
“Kalau begitu, ayo kita tanya mereka. Mumpung masih belum lama waktu kejadiannya,” ajak Belinda. Akhirnya diputuskan Bu Mint yang menemani Belinda karena takut Pak Mint tak dapat mengendalikan amarahnya.

Ini hasil wawancaranya. Ternyata empat ABG itu ada atau pernah mempunyai pisau lipat.

**Ronny (13 tahun)**

“Selamat malam. Anda tadi ke toko Serba Ada Pak Mint?” tanya Belinda.
“Ya benar. Ada apa?”
“ Soalnya Pak Mint menerima surat ancaman sekitar waktu itu. Surat itu ditancapkan di atas semangka dengan menggunakan pisau lipat di konter buah . “
“ Wah saya nggak tahu . Saya masuk ke toko Pak Mint sekitar pukul tujuh kurang lima belas menit. Ibu yang minta saya belanja jeruk sekilo. Waktu itu saya nggak melihat ada surat di atas semangka.” tutur Ronny.
“Anda punya pisau lipat?”
“Ada. Hadiah ultah dari ayah saya dua tahun lalu. Tapi lagi dipinjam sama abang saya. “
“Terima kasih.” Belinda dan Bu Mint mohon pamit.

**Danny (15 tahun) **

“Selamat malam. Apakah anda berbelanja ke toko Bu Mint tadi?” Belinda memulai percakapan.
“Benar. Memangnya kenapa yah?” tanya Danny penasaran.
“Pak Mint menemukan surat jahat setengah jam yang lalu di tokonya. Surat itu ditemukan pada konter buah-buahan.”
“Wah, saya tak tahu . Saya datang ke toko Pak Mint pukul tujuh lewat tiga menit karena disuruh ibu membeli buah melon. Waktu itu saya tidak melihat ada surat diatas semangka. Jahat sekali orang yang melakukan hal ini.”
“Punya pisau lipat?”
“Ada. Saya taruh di aras kamar .”
“Terima kasih.”

**Marcel (15 tahun) **

“Selamat malam. Apakah anda pergi ke toko Bu Mint tadi?”
“Benar. Kenapa?”
“Pak Mint menemukan surat ancaman setengah jam yang lalu. Surat itu ditancapkan di atas semangka di konter buah . “ jelas Belinda.
“Wah saya tak tahu apa-apa. Saya datang sekitar pukul enam lewat dua puluh menit. Ibu minta saya membelikan dua kilo apel. Saya tidak melihat ada surat pada semangka. Kok jahat sekali ada orang yang melakukan itu terhadap anda Bu Mint dan juga Pak Mint.” ujar Marcel bersimpati. Bu Mint hanya tersenyum sabar.
“Punya pisau lipat?”
“Ada, Tapi hilang sejak lima hari lalu. Dicari-cari tak ketemu. Padahal pisau itu sangat bagus sekali. Pisau lipat Swiss.”
“Makasih atas waktunya,” pamit Belinda.

** Casey (14 tahun) **

“Selamat malam. Apakah anda berbelanja ke toko Pak Mint barusan?” tanya Belinda.
“Ya. Ada apa yah?”
“ Karena Pak Mint menerima surat ancaman setengah jam yang lalu. Surat itu ditancapkan menggunakan pisau lipat di atas semangka di konter buah . “
“Waduh, saya tak tahu apa - apa. Saya disuruh ibu membelikan susu kalengan buat adik saya . Waktu itu sekitar pukul tujuh lewat lima menit. Saya tidak melewati konter buah.”
“Kamu mempunyai pisau lipat?”
“Ada. Ini dia.” Casey mengeluarkan pisau lipatnya dari kantong celana.”Lagipula pisauku lebih panjang satu inci.”
“Terima kasih atas waktunya.” Belinda dan Bu Mint pamit.

** Di Toko Serba Ada **

“Bagaimana Linda?” tanya Pak Mint yang menanti harap harap cemas di tokonya.
“Bapak sudah bisa tenang. Pelakunya sudah ketahuan karena ceroboh melakukan kesalahan fatal. Saya sudah memberitahu orang tua mereka agar diberi hukuman yang setimpal,” jelas Belinda.
“ Nak Linda hebat, Pak.” puji Bu Mint. “Sebentar saja sudah menemukan pelakunya.”
“Makasih banyak yah, Linda.” Ujar Pak Mint.
“Makasih apaan, Pak. Cuma bantuan kecil kok.”
“Ah, nak Linda bisa saja . Kalau nggak ada Nak Linda, kami pasti belum menemukan pelakunya dan Bapak nggak akan bisa tidur semalaman,” tambah Bu Mint.

Sebagai hadiah, barang belanjaan Belinda diberikan secara cuma-cuma oleh pasangan Mint, walaupun sudah ditolak oleh Belinda. Yang paling kasihan tentu John yang menunggu dari kapan waktu belanjaan Belinda. Belum lagi dia berhutang janji. Menemani Belinda berbelanja di mal besok. Tugas yang nggak gampang sampai-sampai Jim, pacar Belinda saja terkadang tak tahan. Soalnya, Belinda kalau belanja di mal lama sekaleee. :hehe

**Siapa Pelakunya ? Bukti?**